11.09.2009

My Dream


Susah payah upload foto ini..Wrangler Ev yang membuat saya jatuh cinta mampuuss.. Ada satu lagi sebenarnya, yang tambah menguatkan saya untuk benar-benar jatuh cinta..tapi nanti, tunggu kalau koneksi sudah mendingan..

Saya benar-benar jatuh cinta, semakin dalam ketika saya melihatnya. Ini mimpi saya, yang akan saya wujudkan..someday..

Someday..u'll be mine, my lovely Ev.. Just wait for me.. I'll pick u up and we'll enjoy the world together..

DAAMNNN, I am so in love with youuuuuuuuuuuuu..

11.06.2009

Self Clean Up (part 2)

Mari dilanjutkan proses bersih-bersihnya..

Saya sudah selesai menyapa tubuh saya tapi saya belum berbicara dengan diri saya. Begitu banyak hal yang hendak saya bicarakan terkait dengan sampah-sampah yang sudah waktunya dibuang, karena mulai bikin penuh saja.

"Hei, big girl.. Apa kabar..? Kayanya, kita harus tata ulang lemari arsip kita. Filenya uda ga karu-karuan. Berantakan. Ada yang harus kita masukkin keranjang sampah dan dibakar habis. Bener-bener ga perlu. Hanya bikin kita pusing ajah. Agree..?"

Dan saya mulai menyeleksi arsip yang sudah kadaluarsa dan hanya membuat saya sesak juga cenderung menghambat hidup saya. Inilah arsip-arsip itu:
  1. Kisah cinta saya. Sudah old school habis. Semua sudah usai. Usai ya usai. Mau kisah cinta itu berakhir bahagia ataupun sedih, yang namanya selesai, ya terimalah kalau itu selesai. Diratapi melulu juga tidak akan membawa perubahan. Menanyakan alasan kenapa harus berakhir, juga tidak membuat mereka kembali. Mereka punya kehidupan baru tanpa saya di dalamnya, demikian dengan saya. Lepas atau buang?
  2. Dendam dan rasa marah terhadap semua yang pernah menyakiti saya. Beberapa kisah menyisakan kemarahan dan rasa dendam mendalam. Terkait dengan terinjaknya harga diri. Sangat besar keinginan untuk mengekspresikan kemarahan juga membalaskan dendam kepada yang bersangkutan. Tapi saat ini, saya sedang melakukan proses bersih-bersih, bersihkan saja, selesai perkara. Untuk kasus ini, pilihannya hanya dibersihkan atau tetap disimpan.
  3. Pola hubungan dengan lawan jenis. Setelah dibaca ulang, pola saya adalah menjadi pihak ketiga. Baik dalam hubungan dengan atau tanpa status. Tidak baik tampaknya. Buang kali ya. Putuskan rantai polanya atau dibiarkan semakin panjang?
  4. Keluarga. Pengalaman tidak menyenangkan dalam keluarga. Perilaku menjengkelkan dari anggota keluarga. Pemaksaan kehendak. Ketidakadilan. Berkurangnya respek. Walaupun untuk kasus berat sudah sempat saya bersihkan satu tahun lalu, sepertinya masih ada beberapa kasus-kasus kecil namun jumlahnya cukup lumayan bikin sesek. Hilangkan atau biarkan?
  5. Rasa takut, kekhawatiran dan rasa tidak percaya diri. Beberapa kegagalan menyisakan trauma yang memunculkan ketakutan, kekhawatiran dan ketidakpercayaan diri, terutama terkait dengan perwujudan cita-cita dan kehidupan pernikahan. Kegagalan juga menciptakan dominasi pemikiran negatif dalam diri saya. Jadi, masukkan ke tempat sampah atau dibelikan tempat arsip baru?
"Gimana, big girl? Ada lima arsip yang harus dibersihin. Makan memori banyak banget soalnya. Makanya kita suka banget ga jelas gitu idupnya. Kadang baek-baek aja, tapi sering jeleknya. Sering ga masuk akal, buntut-buntutnya cuma nambah sakit ati kita. Ga pernah bener-bener jelas idup kita. Mo dibuang ato diganti tempat aja..? Kalo dibuang, harus ikhlas, ga bole dicariin lagi."

...hening...(karena berpikir) 


Dan ini keputusan saya: BUANG SEMUA KE DALAM TEMPAT SAMPAH. Bukan hanya sekedar buang, saya ambil korek api. Saya BAKAR SEMUA arsip yang ada dalam tempat sampah. Saya tunggu hingga semuanya berubah menjadi abu. Saya lempar abunya ke udara. Dan hilang bersama angin. 


Berbicara dengan diri, sudah. Arsip sudah dibereskan. Sampah sudah dibersihkan. Sekarang waktunya bicara dengan yang punya saya. Pemilik alam semesta. Energi terbesar di dunia ini. Beginilah saya berbicara dengan pemilik diri saya:

"Dear, Lord. How are You? Ini aku, Toetiek. Thank you so much for everything. Buat kehidupan 28 tahunku. Untuk nafas yang aku hembuskan. Untuk keluarga yang luar biasa, papa yang hebat, mama yang sabar, kakak yang perduli dan adek yang menyenangkan. Terimakasih sungguh, untuk cinta yang aku rasakan, sakit yang aku alami. Kebahagiaan, kepedihan. Keberhasilan, kegagalan. Airmata, tawa. Kehidupan, kegagalan. Kesetiaan juga pengkhianatan. Aku benar-benar berterimakasih, terutama untuk cintaMu terhadapku. Thank you, Lord. Thank you, thank you and thank you. You're the greatest one. I love You. Dan aku juga meminta maaf untuk semua kesalahan yang berulang aku lakukan. Terus, terus, dan terus. Atas pengabaianku terhadapMu. Ampuni aku. Ampuni aku. Terimakasih, terimakasih."


Dan acara bersih-bersih pun usai. Terasa lebih ringan dari sebelumnya. Entahlah, saya merasakan energi positif mengisi ruang kosong bekas tempat beberapa arsip yang so old time. Proses ini tidak hanya dilakukan sekali karena kehidupan saya akan terus berjalan. Selalu akan ada arsip-arsip baru yang masuk dalam diri saya. Ketika arsip tersebut sudah tidak berguna, maka saya sesegera mungkin harus melakukan bersih-bersih diri kembali.


Tidak mudah membuang arsip-arsip brengsek itu tanpa jejak, karena begitu banyak cerita menarik bila arsip tersebut dibaca kembali. Mengingatkan pada jejak masa lalu. Namun ketika jejak tersebut hanya menghambat jejak saya untuk maju, untuk apa? Toh semuanya sudah usai, tidak ada lagi yang bisa saya lakukan selain merelakannya lepas dari diri saya. Kedinamisan hidup saya menuntut saya untuk terus bergerak dan tidak memungkinkan untuk terjebak di satu titik. Begitu banyak titik yang harus saya tuju untuk sebuah pembelajaran kehidupan. Ketika kenangan membuat saya berat melangkah dari satu titik ke titik lainnya, untuk apa saya terus bawa?

11.05.2009

Self Clean Up (part 1)



Sudah lama ternyata saya tidak melakukan bersih-bersih diri. Makanya badan saya kok rasanya berat sangat. Kepala apalagi. Cukup sering didatangi serangan sakit kepala sebelah. Belum lagi masalah mood. Swing. Naik, turun, naik, turun. Sekarang hot, besok cold. Lusa, hot, setelah lusa, cold lagi. Korslet badan saya lama-lama saking tidak stabilnya mood. Ditambah, pikiran negatif yang ya ampun, gampangnya datang tapi susah sekali perginya. Terkadang malah menetap, bahkan sampai punya anak segala. 


Inspirasi bersih-bersih diri datang dari mengikuti 3 hari kuliah mantap tentang transpersonal. Ingin saya sebenarnya, dosennya yang bersihin saya. Tapi asistennya bilang beliau padat gila jadwalnya. Jadi, saya bersih-bersih ajah sendiri, pakai cara yang saya dapat dari pak dosen yang sibuk itu.Dan inilah proses self clean up saya...

  1. Dimulai dari kuliah hari terakhir, yang katanya sesi bersih-bersih dipandu bapak dosen. Metodenya saya paham, tapi saya tidak bisa fokus. Kepala saya sakit mendengar healing music yang dipakai. Saya bilang sama diri saya sendiri, "Saya harus lakukan ini sendiri. Dengan cara yang sesuai untuk saya."
  2. Saya berpikir dong ya..cara apa yang sesuai untuk saya. Pakai healing music, sakit kepala. Memejamkan mata, malah tidur. Wah, repot. Pikir, pikir, pikir terus pikir. Ting, dapatlah saya. Pantai!! Harus bersih-bersih di pantai sepertinya. I really love beach. Much!
  3. Oke, tujuan sudah ketemu. Kapan ya waktu yang pas gitu buat bersih-bersih di pantai? Hmmmm..sore menjelang matahari terbenam? Panas laaaah.. Baiklah, diputuskan pagi-pagi buta. Lanjut menikmati matahari terbit.
  4. Tidak mungkin kali sendirian. Hilang nanti saya ditelan samudera. Saya mengirim sms ke calon-calon potensial yang juga menyukai pantai. Sekian banyak sms dengan menggunakan fasilitas paket sms dari XL tercinta, sms jadi murah. Cuma bayar Rp 10/sms (saya konsumen yang baik ya, mempromosikan provider dengan sukarela).
  5. Semua sudah oke. Teman, oke. Waktu keberangkatan, oke. Mari kita berangkat. Dengan semangat 45, saya beserta rombongan menuju tujuan. Dan proses bersih-bersih pun dimulai.
  6. Awalnya, saya memejamkan mata. Berusaha fokus dengan permasalahan yang hendak saya bersihkan, saya lepaskan. Seperti yang saya tulisan sebelumnya, saya tidak cocok dengan metode pejam mata. Akhirnya, saya memandang laut lepas. Ombak. Mendengar debur ombak dan kemudian berbicara dengan diri saya sendiri. Beginilah isi pembicaraan saya:
" Hai, tubuh.. Apa kabar? Lama ternyata ya kita ga saling ngobrol. I miss u. Thanks for everything. Buat menemaniku di setiap waktu. Buat mendukungku di setiap kondisi. Buat tidak merepotkanku selama 28 tahun ini. Anyway, aku mau kasih daftar terimakasihku. Tolong disebar ya..
  • Kepala dan otak,  thanks untuk ide-ide cemerlangnya..ide-ide gila dan unik.
  • Mata, untuk pemandangan indahnya..termasuk juga lelaki-lelaki gantengnya..dan untuk pemandangan mengenai penderitaan yang membuatku belajar banyak tentang hidup.
  • Hidung, untuk aroma wangi dan bau busuk di suatu kondisi. Membuatku tahu mana aroma yang aku suka. Dan untuk udara yang aku hirup serta nafas yang aku hembuskan.
  • Bibir dan mulutku, untuk kecupan-kecupan indah yang kurasakan dan pembicaraan-pembicaraan menyenangkan yang telah aku lalui.
  • Tanganku, untuk membantuku menyelesaikan banyak hal. Menulis, mengetik, membantuku makan dan juga untukku melakukan hobiku, membersihkan hidung.
  • Jantungku, untuk membuatku bisa merasakan getaran senang, sedih, cemas, takut dan juga gembira. Membuatku tetap hidup dengan detaknya.
  • Pembuluh darah dan otot-ototku..untuk segalanya yang terus membuatku tetap bertahan.
  • Perut dan organ dalamku, untuk menampung semua yang aku makan dan mengolahnya menjadi sesuatu berarti untuk kehidupanku.
  • Kakiku, untuk menemaniku berjalan, berpetualang, merasakan betapa seksinya high heels itu, menekan gas, kopling, rem dan juga untuk kram sesekali yang menyadarkanku agar aku mengistirahatkanmu.
Terimakasih untuk semuanya. Tak mungkin aku akan bertahan tanpa kalian semua. Dan, maafkan, aku terlalu sering mengabaikan kalian, juga karena aku tidak mengajak kalian berbincang. Maafkan..."







 ...to be continued...

11.03.2009

Let It Go

Sebuah pelajaran yang mengesankan dari sebuah materi hebat kemarin, Psikologi Transpersonal, tentang bagaimana kita melepaskan satu hal berarti untuk mendapatkan satu hal lain yang lebih berharga.


Betapa sering kita terjebak dalam sebuah hal yang kita sebut itu sebagai kenangan. Akhirnya, kita pun berhenti di masa lalu dan tak kunjung beranjak.   Let it go, make you free.. 


Seberapakah kita akan bebas dan lepas..? Kita tidak akan pernah tahu bila kita tidak mencobanya.. Yang lalu, sesungguhnya telah berlalu.. Yang sudah, memanglah sudah.. 
Just let it go, babe..



11.02.2009

My Beautiful Life

Saya sedang menunggu dosen, biasa lah, giliran saya tepat waktu, dosennya telat banget. Nanti giliran saya telat lima menit, eh, dosennya awal banget datangnya. Kalau sekarang ini, saya dijanjikan jam 10, tapi ternyata beliaunya ada rapat sampai jam 1. Baguuuuus.. Mau balik ke kos, nanggung. Akhirnya, pergilah saya ke perpustakaan, ngeblog aja lewat komputer sewaan perpus yang tarifnya amit-amit mahalnya. Dan komputernya berdebu!!!! Hahahahaha..jarang yang pake, saking mahalnya..

Memang sih, sekarang awal bulan, tapi masih saja saya bokek. Kiriman biasa datang tanggal 5 tiap bulan. Dan tanggal tersebut masih 3 hari lagi. Tersiksanya saya, mengingat bokek saya ini sudah genap seminggu hingga hari ini. Ditambah 3 hari ke depan, pas 10 hari. Sempurna..

Sebenarnya, di ATM masih ada saldo 150 ribu. Tapi, itu sudah teralokasikan semua. 100rb untuk bensin si ganteng yang lumayan agak boros tapi meskipun demikian saya masih belum bisa mengganti si ganteng dengan yang lebih irit karena belum ada duitnya laaaaaaah..50 ribu untuk fotokopi segala macam yang ada hubungannya dengan the'shit' saya. Sudah, ludes saldo terakhir saya. Mana ga punya tabungan lagi..

Tapiiiiii..ada yang unik selama saya bokek 7 hari itu. Saya tetap ga pernah ga makan apalagi sampai kelaperan. Bokek memang, tapi perut kenyang terus. Kekenyangan malah seringnya. Ada aja yang ngasi makan di saat-saat genting ini. Beberapa ini contohnya:

1. Bokek hari pertama, teman saya meminta tolong dijemput di bandara, pulangnya, dia traktir saya sarapan. Lumayan, saya hanya tinggal mikir buat beli makan siang (kalau sedang bokek, biasanya, makan cukup dua kali sehari).

2. Bokek hari kedua, saya ngubek-ubek boks di dapur, dan saya menemukan sereal plus susu yang bisa digunakan untuk sarapan hingga 3 hari. Lumayan, untuk sarapan, ga usah mikir, setidaknya untuk 3 hari berikutnya lah.

3. Bokek hari ketiga, kondisinya mulai gawat, karena ransum hanya bisa untuk sarapan ajah, makan siangnya ga ada. Akhirnya, terpaksa mengeluarkan jurus andalan, memeras. Hahahahahahaha.. "Aku ga punya duit nih, buat makan. Bokek. Mau ga si traktir aku..?" Hohohohohoho..karena di kos saya paling tua, pastilah teman kos saya mikir dua kali buat nolak saya. "Iya, mbak. Aku traktir, tapi yang murah aja yaaa.." Ga masalah, makan 5 ribu pun di Jogja sudah sangat mengenyangkan kalau kepepet.

4. Bokek hari keempat, saya pergi ke luar kota untuk 3 hari 2 malam dengan akomodasi ditanggung. Waaaaaaaah, lumayan untuk urusan perut, terjamin hingga bokek hari keenam. Sebenarnya saya ke luar kota ini mau mencari penyambung nyawa sampai uang kiriman datang, tapi karena satu dan lain hal, kerja (cukup) rodi saya dengan perjalanan yang (cukup) melelahkan karena jarak kotanya (cukup) jauh, saya hanya bisa membawa pulang 50 ribu. Hhmmmpppfffhhh.. Kecewa sebenarnya, karena (sangat) jauh dari harapan.

5. Bokek hari ketujuh, ada sedikit suntikan dana 50 ribu hasil berakit-rakit ke luar kota. Namun ternyata, uang tersebut hanya bertahan satu hari. Ternyata, saya punya utang 25 ribu. Saya bayarlah itu hutang. Sisanya saya gunakan untuk makan dua kali dan minum es (esnya ini yang lumayan mahal, 7500. Kalau lagi bokek, es harga segitu, tampak mahal..)

6. Bokek hari kedelapan, ternyata, ada yang ngirimin saya teri medan matang plus tante membawakan saya ayam goreng utuh satu ekor. Ya oloooooooooooooooooooh, indahnya hidup saya ini. Tinggal masak nasi, makan lah saya dengan nikmatnya. Untungnya, ransum beras masih mencukupi untuk makan 5 hari ke depan.

See..saya tetap belum pernah merasakan kelaparan meskipun dompet saya kosong song dan benar-benar kosong. Selalu ada saja yang mengenyangkan perut saya dengan cara yang tidak saya duga. Ya meskipun beberapa ada yang karena saya memelas si..namanya juga usaha.. Hahahahahaha..

Apa yang saya pelajari dari 8 hari terakhir hidup dalam ketiadaan uang sama sekali?

Saya belajar, bahwa saya ternyata, memiliki Tuan yang luar biasa yang memelihara saya. Tuan saya itu tidak pernah menelantarkan saya, Tuan saya tidak akan pernah membiarkan saya menderita. Tuan saya itu menjaga saya.

Saya bukan orang yang taat pada agama dan sangat jauh dari kesan agamis. Bahkan saya sering bersitegang dengan keluarga saya terkait dengan seringnya saya absen melakukan ibadah agama saya. Pokoknya, saya ini, orang suka bilang, setannya setan lah. Tapi, saya meyakini bahwa sesetan-setannya saya, Tuan saya sangat mencintai saya. Dan saya sangat bersyukur karenanya. Hal-hal kecil yang tampak sepele mungkin bagi beberapa orang, tapi ketika saya melihat bahwa saya masih
bisa bertahan dalam kondisi tanpa uang dan tidak pernah merasa kelaparan, itu bukti bahwa Tuan saya menjaga saya. Hal tersebut lah yang hingga kini masih membuat saya memiliki keyakinan, bahwa hanya Tuan saya lah yang berkuasa dalam kehidupan saya. Lainnya, maaf ya, lewaaaaat.. Cuma Tuan saya yang bisa mengakhiri hidup saya. Jadi, sebelum Tuan saya mengatakan hidup saya berakhir, ya saya akan tetap hidup, meskipun dompet kosong melompong, ga ada duit buat beli makan, saya (akan) tetap hidup. Daripada ya, punya banyak duit, mau beli makan di mana aja, apa aja dan kapan aja, tapi Tuan saya bilang hidup saya selesai, ya selesai aja kan. Ga ada guna juga uang saya yang seabrek-abrek, toh saya udahan ini.
Bagi saya, sesuatu yang kecil dan tampak tak berarti lah yang sering membuat hidup saya indah dan sangat bermakna. Saya sering mendapatkan bayak refleksi singkat namun sangat dalam artinya bagi diri saya. Saya mencintai diri saya dan juga hidup yang telah diberikan Tuan saya. Saya mensyukuri setiap nafas saya. Pokoknya, saya bahagia lah..itu intinya.. 

;;