6.26.2009

SKENARIO

Dia..seorang lelaki, berkarakter sangat kuat, pintar luar biasa, menggunakan rasio seutuhnya, menolak rasa..
Dia..teman dari teman saya. Atas dasar referensi tersebut saya mempercayai bahwa dia bisa menjadi teman saya.
Dia..sejak awal menegaskan bahwa saya tidak boleh jatuh cinta padanya karena dia tidak akan membalas cinta saya.
Dia..tidak ingin melukai saya dengan tidak membalas cinta saya (bila saya jatuh cinta padanya).

Dia..teman yang menyenangkan untuk berdiskusi, pilihan utama untuk diajak duduk di warung kopi, ngobrol santai ketika teman-teman lelaki saya sedang sibuk pacaran..
Dia..menyenangkan sejauh ini..
Hanya saja..
Dia..memiliki penampilan yang saya tidak pernah temui di semua teman-teman lelaki saya.
Dia..menampakkan kejanggalan yang saya sendiri masih belum tahu dimana letaknya.
Dia..membentengi dirinya dari afeksi dengan sangat tebal.
Dia..tidak memahami rasa.
Dia..membuat saya marah dengan perilakunya yang merendahkan saya.
Dan ternyata..
Dia..merancang skenario untuk saya mainkan tanpa saya sadari.
Dia..tergila-gila pada permainan skenario untuk membuat hidupnya berwarna.
Dia..melibatkan saya dalam dunia kegilaannya.
Dia..menganggap saya sebagai objek penggembira dalam skenario barunya, yang akan memberi warna baru dalam kehidupannya ketika saya mempercayainya sebagai teman yang menyenangkan.
Dia..tidak memiliki rasa.

6.11.2009

Dilema

First: Will u marry me..? Nope..
Second: Will u marry me..? I can't..
Third: Will u marry me..? I'm sorry..
Fourth: Will u marry me..? Dont know..
Fifth: Will u marry me..? Yes..
But there won't be the fifth..

;;