8.29.2009

My Side that You Never Know

Kewajiban menulis saya itu sebenarnya didedikasikan full untuk tesis saya. Tapi setiap kali buka komputer dan tersambung secara otomatis dengan internet, kewajiban tersebut tiba-tiba menemui hambatan yang luar biasa tangguh dan bahkan tidak mampu terpecahkan..(adaaaa aja alesannya buat ngeles dari tesis..). Akhirnya, daripada tidak menulis, mending juga saya menulis yang ga penting ajaaah..toh genrenya sama, menulis. Kata orang bijak, mending lah daripada tidak menulis sama sekali.

Jadi, setelah beberapa hari ga tau mau menulis tentang apa, tadi iseng-iseng buka KapanLagi.com, awalnya mau mencari gosip selebriti, trus karena gosipnya tidak begitu hot, bergeser melihat resep masakan, tapi ternyata, resep-resep masakannya malah bikin laper, ya dialihkan ke zodiak. Hingga saya menemukan sebuah judul "Panduan Parfum Berdasarkan Zodiak".

Ga penting sebenernya parfum yang disarankan untuk saya sesuai zodiak saya. Tetapi penggambaran kepribadian saya di situs tersebut yang lebih menarik perhatian saya.

"VIRGO: sosok lembut yang mencerminkan wanita yang sesungguhnya. Namun jangan salah, jika Anda menyakiti sosok Virgo maka ia akan meluapkan emosi yang tak pernah Anda duga."

Bieuh, bieuh, lhoh kok saya banget. Hanya saja, sebagian besar orang yang mengenal saya, pasti ga akan pernah trima kalau saya disebut sebagai sosok lembut, mereka lebih setuju bagian tentang meluapkan emosi. Memang si, untuk masalah meluapkan emosi, saya jagonya. Bahkan emosi orang lain pun, saya yang luapkan. Malah saya sempat berpikir untuk membuka bisnis baru: Menyediakan Jasa untuk Meluapkan Emosi. Sayangnya, karena masalah niat, pikiran tersebut belum sempat ditindaklanjuti.

Balik lagi ke masalah sosok yang lembut vs peluapan emosi, saya jadi terpikir bahwa saya hidup di EMPAT JENDELA. Ada lah teori tentang itu, terkenal dengan nama JOHARI WINDOW, cuma kalau ini bukan tentang itu, hanya terinspirasi dari situ..
1. JENDELA PERTAMA SAYA
Jendela dimana saya tahu, orang lain juga tahu, ya masalah peluapan emosi itu.
2. JENDELA KEDUA SAYA
Jendela yang khusus buat saya, dan orang lain tidak tahu, ya lembutnya saya itu. Tapi sebenernya, orang-orang tertentu tahu, meskipun jaraaaang banget, khususnya lelaki-lelaki yang pernah singgah di hatikyuuu..(halaaah..)
3. JENDELA KETIGA SAYA
Ini jendelanya para orang yang suka banget bergunjing tentang saya, mereka tahu tapi saya ga tahu. Misalnya saja, saya digosipkan terlibat cinta dengan X, padahal berkomunikasi dengan X jarang saya lakukan.
4. JENDELA KEEMPAT SAYA
Jendela ini sangat aneh, karena saya tidak tahu dan orang lain pun tidak tahu. Kalau yang ini, ONLY HEAVEN KNOWS..

Belakangan hari ini, saya sedang senang duduk menghadap jendela kedua saya. Karena di jendela ini, saya benar-benar bisa menikmati diri saya tanpa gangguan siapa pun. Banyak hal yang sedang tidak ingin saya bagi dengan publik karena publik sedang menjadi musuh saya.

Banyak orang menyebut saya sebagai orang yang suka mengintimidasi karena saya judes, jutek, galak, kasar, arogan, angkuh, sombong, ketus, sadis dan apa lah itu sebutannya. Saya tidak menampik itu, karena saya menyadari memang itu lah yang saya tampilkan. Hanya saja, seorang teman kemarin bertanya pada saya, mengapa saya menonjolkan sisi negatif saya kepada publik dan mengaburkan kekuatan positif yang saya miliki. Apa yang saya dapat dari itu..? Hanya akan membentuk opini publik tentang betapa buruknya saya, teman saya mengemukakan lebih lanjut.

Obrolan singkat dengan teman saya tersebut menginspirasi saya banyak hal. Apa yang saya cari dengan bersikap arogan, angkuh, kasar atau apapun itu..? Dan ini lah jawaban yang saya dapat setelah saya berbincang dengan diri saya sendiri tentang alasan di balik sikap intimidatif saya, PERLINDUNGAN ATAS KERAPUHAN DIRI SAYA.

Anda tidak pernah tahu bahwa saya merasa sendiri. Anda tidak pernah tahu bahwa saya merasa terintimidasi oleh beberapa dari Anda. Anda tidak pernah tahu ketakutan-ketakutan diri saya. Anda tidak pernah tahu betapa rendah rasa percaya diri saya. Dan saat ini, saya ijinkan Anda mengetahuinya..

8.27.2009

Trust me, trust me not..

Untuk mengklarifikasi tulisan saya sebelumnya..

Entah ya, bagaimana mekanisme penyampaian yang terjadi di dunia maya, tulisan saya sampai juga lah di hadapan seseorang yang menginspirasi tulisan tersebut. Hebat sungguh ternyata internet itu ya..(Ken, kayanya perlu d les privat denganmun tentang dunia maya..).

Dan seperti sinetron Indonesia yang mudah ditebak bagaimana kelanjutannya, begitu pula dengan kisah drama kehidupan saya. Tidak lama setelah tulisan saya tayang, masuk lah sms ke hp saya..


Dia: Aku uda baca note'mu di FB.
Saya: Dan..?
Dia: Aku uda tunggu note itu dari lama, untuk menjelaskan perubahan sikapmu.
Saya: Sakit hati kah..?
Dia: Antara iya dan tidak. Iya, karena aku terlalu percaya padamu. Tidak, karena ada goal yang tercapai.
Saya: What goal..?
Dia tidak menjelaskan goal apa yang dimaksud atau mungkin saya yang tidak memahami penjelasannya.

Baginya, saya mungkin mengkhianati kepercayaan yang dia taruhkan pada saya. Tapi tahu kah dia betapa hati saya terluka dengan apa yang dia lakukan pada saya. Tidak, dia tidak pernah tahu itu. Seberapa saya terluka, dia lebih tidak tahu. Apalagi tentang alasan mengapa saya melakukan pengkhianatan ini.

Baginya, saya adalah lawan setelah sekian lama dia menjadikan saya kawannya. Apapun yang hendak dia lakukan pada saya untuk membalas pengkhianatan saya, dengan ikhlas saya menerimanya. Itu haknya. Saya menyakitinya. Apapun pembelaan dan berjuta alasan yang saya kemukakan tidak akan mengubah fakta bahwa tulisan saya menyakitinya. Dan sangat wajar, jika dia akan melakukan apa saja untuk menghilangkan rasa sakit yang dia miliki. Kalau perlu, menutup langsung sumber rasa sakit itu, yaitu saya.

Atas nama penghargaan terhadap dirinya, saya tidak menuliskan namanya. Saya menyamarkan beragam fakta bahkan mengubahnya. Tidak ada kebenaran 100% dalam sebuah tulisan yang dipublikasikan melalui dunia maya, apalagi bila saya secara terang-terangan mencantumkan data diri saya yang sebenarnya.

Kompleksitas diri saya membuat orang memberikan respon yang beragam. Keterbukaan saya sering disalahartikan. Spontanitas saya dianggap sebagai kekurangajaran. Dan ini lah beberapa respon ekstrim yang pernah saya terima..

X: You're bitch..!!
Saya: If I am bitch, I'm a good bitch, babe..

Z: Fuck you..!!
Saya: Dont fuck me, fuck you first..

Tidak semua respon yang saya terima saya balas. Dan itu perlu usaha ekstra untuk melakukannya, mengingat saya orang yang cukup parah impulsifnya. Itu sebabnya saya selalu membutuhkan orang lain untuk mengingatkan saya. Seringnya, saya hanya bisa menahan diri untuk berdiam saja. Dan ini lah pelampiasan saya, menulis untuk dipublikasikan.

Anggap lah ini sebagai sebuah waham, tetapi entah lah, kisah hidup saya selalu menarik perhatian banyak orang untuk berkomentar. Jadi kenapa saya tidak menuliskannya. Dengan taburan bumbu di sana-sini, saya cukup sukses untuk memprovokasi kalangan-kalangan bermulut besar yang dengan senang hati menambahkan bumbu-bumbu baru. Hingga akhirnya, kisah hidup saya pun bergeser sangat jauh dari kisah sebenarnya. Dan begitu juga dengan pencitraan diri saya oleh orang lain. Jelas akan jauh berbeda dengan pencitraan diri yang saya miliki.

Sangat tidak mudah hidup dalam pencitraan yang terlanjur muncul di masyarakat. Apalagi bila pencitraan tersebut negatif. Untungnya, saya dikelilingi oleh orang-orang yang bisa saya percayai dan saya andalkan. Dan mereka adalah orang-orang terdekat saya. Mereka selalu ada di belakang saya ketika saya terpuruk. Memang, prosentase mereka sangat kecil dibandingkan dengan orang-orang yang membuat saya drop. Meskipun saya mengklaim diri saya sebagai pribadi yang terbuka, saya tidak mudah mempercayai orang. Kepercayaan yang sesungguhnya hanya saya berikan pada orang-orang tertentu yang bahkan mereka pun tidak tahu kalau saya menaruhkan kepercayaan pada pundak mereka.

Dan ini lah hidup, kepercayaan dan pengkhianatan memiliki kesempatan yang sama untuk datang di kehidupan saya. Apa yang saya bisa lakukan adalah strategi tepat untuk menghadapi kedua hal tersebut bila mereka menghampiri saya. Pengalaman mengajarkan saya banyak hal, dan kini, saya dengan segala kerendahan hati membaginya pada Anda.

Hubungan Tanpa Status

Catatan kecil yang saya tulis di perpustakaan, setelah saya membajak laptop teman saya, karena saya ga bawa laptop dan sudah melenceng sangat jauh dari niatan awal pergi ke perpustakaan.

Ini tentang hubungan tanpa status.

Satu bulan lalu, saya mengakhiri sebuah hubungan tanpa status yang telah saya jalani kurang lebih selama satu tahun. Dan ini lah alasan kenapa saya mengakhiri hubungan tersebut:
1. Meskipun cukup good looking, kebiasaannya yang suka tebar pesona, bikin saya ilfil berat. Dia pikir cuma dia aja lelaki paling ganteng yang diliatin begitu banyak perempuan.. Plis d..
2. Kesejahteraan finansial saya dengannya mengalami penurunan, sudah mulai jarang saya berkencan dengannya di tempat-tempat yang tidak terjangkau oleh kantong anak kos seperti saya. Kalau cuma makan di warung kaki lima, saya si bisa lah makan pakai uang saya sendiri. Belum lagi transfer pulsa yang tersendat.
3. Saya bener-bener kehilangan respek padanya sebagai seorang lelaki. Dan itu bener-bener bikin saya eneg se-eneg2nya.
4. Dan alasan yang terakhir, alasan favorit saya: SAYA PUNYA HAL YANG LEBIH PENTING DARI SEKEDAR RUNTANG-RUNTUNG DENGAN LELAKI YANG GA BISA MEMBERIKAN SAYA BENEFIT APAPUN..!!

Saya pikir, mengakhiri hubungan tanpa status yang ga jelas akan mudah-mudah saja. Saya keliru rupanya. Si lelaki tidak bisa menerima keputusan saya begitu saja. Aneh sikap yang dia tunjukkan pada saya. Bahkan saya merasa terteror oleh sikapnya. Sok kirim sms nyasar, sok bikin cerita yang ga jelas kebenarannya, sok ngerasa penting dan sejuta sok-soknya yang lain.

Apa lah maunya lelaki itu.. Harusnya dia bersyukur saya mengakhiri hubungan ga jelas ini, toh ya dia sudah punya pasangan. Saya membantu dia untuk kembali pada jalan yang benar. Kok ya susah ternyata. Saya berpikir, apa mungkin harga diri dan gengsi lelaki itu terluka oleh keputusan saya, mengingat seumur hidup lelaki itu tidak pernah sekalipun ditinggalkan oleh perempuan. Dia lah yang meninggalkan para perempuan di sekelilingnya. Dia butuh, dia cari. Dia bosan, dia buang.

Akhirnya, setelah sekian lama saya muak dengan sikap lelaki itu paska hubungan tanpa status kami, saya menunjukkan kemarahan saya terhadap sikapnya yang sangat aneh dan menjengkelkan. Saya usir dia ketika dia datang ke kos saya. Saya abaikan semua sms dan teleponnya. Saya tendang dia keluar dari semua jejaring sosial saya. Pokoknya, I KICKED HIM OUT..

Seperti yang sudah saya perkirakan, sms-sms merajuk pun kencang mengalir ke hp saya. Biasa lah, lelaki. Permohonan maaf pun dikirim berulang-ulang. Cukup keras juga usaha yang dia lakukan. Saya membalas smsnya, saya menerima teleponnya, tetapi sampai kapan pun semuanya tidak akan pernah kembali lagi seperti dulu. Tidak ada untungnya bagi saya untuk masuk lagi dalam sebuah hubungan yang tidak pernah ada kejelasannya.

Dan saat ini, kalo pun saya masih berhubungan dengannya, itu demi alasan klise, menjaga silahturahmi dan lebih kepada asas manfaat. Setahun kebersamaan saya dengannya memberikan cukup banyak cerita. Tidak bisa saya pungkiri itu. Namun, ada satu hal penting yang saya tidak bisa abaikan, TIDAK ADA KEBAHAGIAAN SEJATI di dalamnya.

30 is closer and I am single..

Seorang teman mengangkat topik tentang usia panik kemarin melalui sms. Repot saya membahasnya. Lha sama masalahnya dengan saya. Mau berperan sebagai psikolog yang baik, wah, kok menipu diri sendiri. Mau berperan sebagai diri sendiri, teman sepertinya membutuhkan penguatan seorang psikolog. Dilema lah saya. Akhirnya saya hanya membalas begini, "Relax, aku juga kok..Blas, ga ada stok lelaki..U're not alone.."

Usia panik.. Ini lah beberapa kepanikan saya yang disebabkan oleh usia saya sekarang:
1. Belum menikah dan tidak punya pacar, hubungan tanpa status pun juga tidak ada. Lelaki biasa, sebagai penyegar hati sementara pun juga sedang kosong stoknya.
2. Belum bekerja. Ini terkait dengan masalah kuliah yang masih mbuleeet aja di tugas akhir.
3. Karena belum bekerja, jelas lah masih bergantung utuh pada orangtua.

Sebenarnya, tiga kepanikan tersebut tidak akan menjadi masalah kalau saja:
1. Orang-orang tidak menikah di awal 20an. Kemarin wisuda angkatan 2004 dan beberapa angkatan 2005. Biasanya, setelah dapat gelar sarjana, tidak lama akan menambah gelar lagi, di depan nama, bukan di belakang. Gelarnya ya kalau tidak Ny. ya Tn. Itu angkatan 2004-2005 padahal. Saya..??? Angkatan..???
2. Ada peraturan bahwa perempuan single di atas usia 25 tahun dan belum punya pacar, dipelihara oleh negara serta dicarikan pacar atau pasangan oleh negara juga.
3. Semua orang yang pekerjaannya mantap dan mapan berusia jauh di atas usia saya. Kenyataannya, banyak angkatan yang jauh di bawah saya, pekerjaannya oke. Penghasilannya, dashyat. Huw, huw, huw, dan saya, mau beli gorengan aja, masih minta uang sama orangtua.

Tidak tanggung-tanggung usaha yang saya lakukan untuk mengatasi kepanikan tersebut.
1. Say NO untuk: Nongkrong lama-lama dengan teman yang statusnya sudah menjadi Ibu. Kalau masih nyonya aja, bisa lah.
2. Memperjarang frekuensi nongkrong dengan teman-teman sebaya yang kartu kreditnya platinum.
3. Pindah tempat nongkrong di angkringan.
4. Kalau ga kepepet, ga usah ngemall.
5. Saking banyaknya, saya lupa usaha apa saja yang sudah saya lakukan.

Tapi ternyata, saya capek. Lelah melakukan usaha-usaha semacam itu. I put too much energy there. Alih-alih saya hidup tenang, yang ada saya sering meratapi hidup saya. Protes terus sama yang memberi hidup. Merasa hidup saya menderita. Menghujat dunia yang tidak adil. Dan sejuta makian lainnya.

Hidup tidak pernah mudah. Kalau ada orang yang merasa hidupnya mudah, berarti memang kemampuannya hanya segitu. Makanya diberi hidup yang mudah. Kalau diberi hidup level sulit, mati dia. Kebalikan dengan saya. Saya bisa mati kalau diberi hidup yang mudah. Mati malu karena berarti kemampuan saya cuma bisa untuk yang mudah-mudah aja. Maaf ya, bukan level saya kalau begitu.

Berpikir positif merupakan salah satu cara mujarab bagi saya untuk mengatasi kehidupan tidak mudah saya, yang sering diwarnai oleh kepanikan. Selalu ada maksud di setiap hal yang saya alami. Tidak punya pasangan saat ini, ada maksudnya. Biar saya konsentrasi di tugas akhir, tanpa diganggu romansa yang mengharubiru. Belum ada pekerjaan, ya jelas lah, orang saya masih sekolah. Kalau saat ini saya bekerja, bisa mati keteteran membagi waktu lah saya. Mengingat saya adalah tipe setia dan tidak mungkin bisa mendua. Sekolah aja atau kerja aja. Ga bisa sekolah sambil kerja.

Selain berpikir positif, cara lain yang saya lakukan adalah tidak berhenti berusaha. Dalam mencari pasangan, kalau usaha yang dulu saya lakukan adalah nongkrong sambil cuci mata, siapa tahu ada yang nyantol. Sekarang usaha itu uda sooooo old time. Mending sekarang saya aktif di perkumpulan ibu-ibu atau perkumpulan lansia. Promosi diri, siapa tahu, mereka punya keponakan atau anak bungsu yang berjodoh dengan saya. Sebenarnya, saya berniat ikut acara Take Him Out atau Take Me Out, tapi setiap saya minta referensi teman sebagai syarat supaya saya bisa mengirim aplikasi diri saya, tidak ada teman yang mau. Malu katanya. Malu nanti kalau lihat saya tampil di televisi.

Untungnya, saya tidak malu dengan diri saya. Apapun saya, bagaimanapun saya, meskipun saya jomblo di usia menjelang 30, meskipun saya belum memiliki penghasilan, dan berjuta meskipun lainnya, saya tetap bangga dengan diri saya. Banyak lah yang saya bisa banggakan. Orang bilang saya seksi, saya akui, apa yang mereka bilang benar (bener ga si..? :p). Orang bilang saya pintar (walo jarang-jarang saya pinternya, tapi pernah lah sekali-sekali pinter). Dan orang bilang saya menarik (sebenernya, saya lah yang bilang saya menarik..).

Dari sekian ratus kata yang saya tulis, intinya saya menekankan bahwa saat ini, saya dengan tegas ditemani dengan berjuta keberanian mengatakan kepada yang namanya usia panik, PERGI LAH KAU KE UJUNG DUNIA, HIPOTERMIA DI GURUN SAHARA ATAU HILANG DI SEGITIGA BERMUDA..

GANBATTE..!!!

Plis d, kemurahan tauuuk..!

Ada sms sinting yang masuk di hp saya beberapa waktu lalu..In the middle of the night (kya judul lagunya siapa ya, kok saya familier dengan klimat itu..)

Sms Sinting Mr. X: Hei ce..phone sex ato sms yuk..lagi horny ni..

Dengan segera, sms itu tidak lah berbalas..Sinting apa saya bales sms ga jelas kya gitu..

Eh, semalem, si Mr. X itu telepon. Saya angkat. Selesai saya berkata halo, ditutup lah telepon itu. Cukup puas rupanya si Mr. X mendengar kata-kata halo dari saya yang merasuk jiwa..(ciieeee..merasuk jiwa, cuy..)

Tak lama kemudian (sumpah, kalimat barusan ini ga sreg sebenernya saya pakai, tapi kok ya ga ada klimat laennya ya yang melintas di otak saya..) mr. X mengirim sms..

Mr. X: Bisa diajak jalan, mbak?
Saya: Brani bayar brapa?

Kriiiiing, kriiiinggg, kriiiiinggg..bunyi lah hp saya..
Saya: Haluuuu..(sok dimerduin gitu, maklum untuk menarik calon klien..)
Mr. X: Biasanya brapa..?
Saya: Mas punya dana brapa memangnya?
Mr. X: Mbak lah yang bilang.
Saya: Gimana ya, mas..nanti klo saya bilang, takut mas ga bisa bayar. Mas dapet no saya dari siapa?
Mr. X: Ya ada lah..
Saya: Masa ga diksi tau sama si ada lah itu..
Mr. X: 500..
Saya: Whaaaaaaaaaaaaaaaaaattttttttttttt..?? 500??? Wah, mas, itu cuma cukup buat makan siang aja..
Mr. X: Oke, 2 juta short time.
Saya: Plis d..itu juga baru dapet satu tas.
Klik..telepon ditutup oleh mr. X

Sms lah saya ke mr. X..
Saya: Kalau cuma bisa bayar segitu, mending mas ke sarkem aja.
Mr. X: asyik juga ya kmu. Oke, 5 juta long time, deal..?
Saya: Hmmmm, gimana ya..2 minggu lalu, buat bonus aja ada satu tas LV di lemari.
Dan komunikasi pun terhenti.

Sinting, sinting, sinting..5 juta buat orang semenarik saya..???? Heilloooo..murahnya.. Ini beberapa alasan kenapa harga segitu saya katakan murah:
1. Saya menarik sangat (dudadadu..lalalalilili..).
2. Sebentar lagi, gelar di belakang nama saya bertambah.
3. Saya perempuan berkarakter (hal yang jarang ditemui belakangan waktu terakhir).
Hanya beberapa alasan yang saya tuliskan di sini, karena kalo saya tuliskan lebih panjang lagi, bisa dicap saya menderita waham kebesaran. Repot nanti..cuma memancing orang-orang sinting yang sirik ati untuk menghujat saya (ya iya lah, secara mereka cuma mampu menghujat..emang gitu kan orang-orang jaman sekarang..)

Susah emang klo lelaki ga punya otak itu..ga bisa tau harga pasaran. Suka bodo klo ngasi harga. Plis d, apa lah yang ada di otaknya nawar harga kok cuma 5 juta..Dunia sudah brubah, man..Mungkin dulu, 5 juta harga yang sangat mahal, tapi untuk saat ini, maaf-maaf saja..:))

Satu yang sering dilupakan oleh para lelaki tanpa otak, TIDAK SEMUA BISA DIBELI OLEH UANG..

;;