6.08.2011

Last 10 months

Sudah lama ga nulis. Pas lagi jalan ke blog si bungsu, kok tiba-tiba jadi kangen nulis. Dan ternyata posting terakhir saya Agustus tahun lalu. It means 10 bulan sudah virus malesa indonesiana bermukim di tubuh saya. Sambil nyolong-nyolong waktu dan memanfaatkan fasilitas layar datar serta akses internet kantor, posting satu tulisan sebentar. Ini juga demi keberlangsungan kreativitas otak plus memenuhi pesanan dari kelompok penggemar (meskipun cuma kumpulan teman kos jaman sarap dulu). 

And the story begins..
PEKERJAAN

Ada kemajuan dalam kehidupan profesional saya sebagai karyawan. Saya punya dua asisten yang membantu pekerjaan saya. It means, tanda tangan saya laku meskipun sekedar menandatangani surat ijin keluar atau surat ijin tidak masuk asisten saya. Teman gila pada sibuk komentar: “Bos, bos, bos”. Atau kalau ga ya pada komen: “Kok enak uripmu, duwe asisten”. Hohohohoho, it’s life. Boleh lah ngerasain gimana rasanya punya asisten.Tapi ternyata, memiliki asisten tidak semudah yang saya bayangkan. Tidak seindah yang saya harapkan. Cukup kompleks masalahnya. Dari  tugas yang terlalu banyak, ketidakpuasan salary sampai protes karena perhatian berkurang gara-gara ibu bos sibuk mencari cinta katanya. Efeknya juga bervariasi, dari ga ngefek apa-apa, sedikit rasa pusing sampai berat rasanya ngantor gara-gara satu ruangan dengan para asisten.

Menyandang peran sebagai atasan membutuhkan penyesuaian yang cukup menantang. Terutama memperlakukan mereka setara dengan kita. Adakalanya dorongan kesongongan yang sok jadi bos muncul, suka ngerasa “Ah, kan elu bawahan gue. Suka-suka gue dong nyuruh elu model kaya gimana. “ Untungnya suka muncul juga pikiran gimana coba rasanya kalau kita dapat perlakuan itu. Sakit hati dong, pasti lah. Walau kadang masih sesekali suka seenaknya sendiri nyuruh-nyuruh, setidaknya jarang lah perlakuan tidak manusiawinya.

Belum lagi masalah satu ruangan bersama mereka. Bukan apa-apa, hanya saja saya masuk kategori orang yang – ga mungkin banget bisa menyembunyikan perasaan hati apapun itu bentuknya – Jadi, adakalanya saya merindukan kesendirian saya dulu sebelum mereka datang, terutama kesendirian kalau pengen crying. Hehehehehehe.

Namun apapun itu, saya menikmati kondisi saya sekarang ini. Saya bersyukur dengan kehadiran para asisten saya. Sangat membantu pekerjaan saya. Konflik merupakan hal biasa yang oleh para positivis dikatakan sebagai sarana untuk pengembangan. Ngikut deh ngikut. Daripada pusing gitu kan.
 
SOSIAL

Ada kemajuan juga. Sekarang saya punya partner buat sharing, brainstorming atau sekedar buat ngopi-ngopi tanpa berkata apa pun. Duduk manis di warung kopi. Ngelamun sendiri-sendiri atau ya liat-liatan kaya anak SMU. Ini juga butuh penyesuaian. Kelamaan ngapa-ngapain sendiri, eh sekarang ada temennya. Biasanya mau pergi kapan aja suka-suka hati, sekarang ya tetep sih suka-suka hati. Hehehehehe. Yang membedakan adalah saya sekarang ga perlu pakai bingung kalau mau ngapa-ngapain. Yang pasti juga, keluhan tentang makan sendiri, nonton sendiri, main sendiri berkurang. Kecuali kalau partnernya lagi sibuk, ya perkara lain. Sekali lagi, disyukuri. Syukur, syukur. Karunia dan berkat bukan. Diterima, dirawat dan dinikmati. Mengingat saya seorang pribadi yang – ga mungkin dong hidup sendiri, bisa mati bunuh diri nanti –
 
KESEHATAN DIRI

Untuk pertama kalinya saya rawat inap di rumah sakit. Namanya juga perantauan, karena ga ada yang ngerawat, ya sudah, sewa tenaga profesional di rumah sakit. Mumpung dibayarin kantor (walau pada akhirnya plafon dari kantor ga cukup, tetep aja nombok). Jadi tahu rasanya opname. Yang ga enak banget ternyata memang. Super duper ikan boring. Pengen pulang aja bawaannya (keinginan pulang diperkuat dengan harga rumah sakit yang bener-bener sialan mahalnya).  Bosen, bosen, bosen. Belum lagi intervensi ga penting yang keliatan banget buat nambah pemasukan rumah sakit. Dan jadi bete dong pasti. Mana diagnosisnya ga penting lagi. Bukan ga penting sebenernya, cuma bikin malu aja sih. Hehehehehehe. Tapi, tetep aja ada sisi mengharukan atas kepedulian orang-orang yang rela menyisihkan waktu buat nengokkin.

Dua malam di rumah sakit, tiga hari pemulihan di kos, dijenguk mama. Total lima hari absen kerja. Banyak kerjaan yang terbengkalai. Eh, lha kok satu bulan berikutnya absen kerja lagi lima hari karena sakit juga. Yang ini diagnosisnya lebih ga penting. Lebih bikin malu. Gara-gara bisulan. Masalahnya, si bisul ini nongkrongnya di pantat. Dan besarnya ampun-ampun. Boleh dibilang, ini bisul paling mahal yang saya tahu. Melibatkan satu spesialis bedah, dua spesialis anestesi, antibiotika yang ga murah, narkotika yang dikonsumsi setiap hari plus rawat inap sehari. Belum lagi masalah yang dimunculkan karena tempatnya yang tidak strategis dan painful. Saat-saat ganti perban yang bikin teriak-teriak plus nangis. Urusan buang hajat yang ga sepuas biasanya. Malah kalau bisa ga usah buang hajat biar ga perlu ganti perban. Mandi yang ga bisa bebas. Dan berat badan yang nambahnya ga kira-kira karena ga ada aktivitas fisik sama sekali yang dilakukan, padahal makanan full gizi masuk teratur 3x sehari. Merepotkan dan menyakitkan. Kurang sedekah katanya, ga masuk gara-gara sakit kok dua kali berturut-turut dalam dua bulan. Ga enak ati, sumpah deh.
 
KELUARGA

Berat rasanya untuk yang satu ini. Dan saya pun berpikir saya masih belum sanggup untuk menuliskannya di sini. Masih dalam tahap mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk yang akan terjadi. Tentang orang yang sangat berarti bagi saya. Dan cobaan yang harus dihadapinya. Tidak pernah terbayang dalam benak saya hidup saya tanpanya. Saya hanya bisa berdoa yang terbaik untuknya. Too much love him.
 

SAAT INI

Tetap dengan mimpi dan usaha mewujudkannya. Mendewasakan diri. Menikmati hidup. Mensyukuri karunia. Berserah.

Tidak merepresentasikan sepenuhnya kehidupan saya 10 bulan terakhir, tapi setidaknya sedikit mengobati kangen saya untuk menulis. Sebenernya lebih ke kangen buat eksis. Hehehehehe.

pinjem gambar dari www.gettyimage.com

7 komentar:

oLiPh mengatakan...

bun...
i'm so happy for your work improvement, and can't wait to hear your social story ;p

and i'll pray all for you family *hug*

abis baca ini, ntah knp aq tiba2 termotivasi untuk mencapai titik yang serupa dng saatmu ini... wish me luck!

Mizah mengatakan...

kakak, miss your writing. seems like life is treating you very well. enjoy your life as long as u can. can't wait to hear more happy stories from u. praying the best for you & your family. :D

debbienaomi mengatakan...

menindaklanjuti fans yang katanya dari temen kost jaman sarap dulu, kekangenan membaca postingan mbak tutik sedikit terobati sekarang (terdengar sangat fans sekali bukan?) hahahahaha.

untuk sakit bisulan, itu menandakan kalo sebenarnya "sarap" itu bukan pas jaman kost aja, tapi sampai sekarang. cuman orang sarap yang kena sakit sarap, kisanak. i tell you. hakhakhak.

anw, couldn't more agree sama apa yang kak mizah omongin. so happy and greatful knowing that life is treating you very well. karena itu menandakan kalo comment saya tentang "you deserve the best" itu benar :)

udah ahh gak usah panjang-panjang comment. nanti ketauan banget kalo kangen mbak toetik :p

Jeng Toet mengatakan...

dear mizah & debbie,

Thx u for all of the attention.. You know, i do miss u all.. Luv u..

For olivia,

Go go girl..

Anonim mengatakan...

hai tante..bar sakit ya? saiki sapa genti sik sakit?

Anonim mengatakan...

kalo ga sarap bukan jeng toet namanya...welcome back, welcome home, welcome cruuutt..

Anonim mengatakan...

Lho, ga ada improvement dalam kehidupan cinta? Yahh... fans berat kecewa ah... XD

Posting Komentar