11.06.2009

Self Clean Up (part 2)

Mari dilanjutkan proses bersih-bersihnya..

Saya sudah selesai menyapa tubuh saya tapi saya belum berbicara dengan diri saya. Begitu banyak hal yang hendak saya bicarakan terkait dengan sampah-sampah yang sudah waktunya dibuang, karena mulai bikin penuh saja.

"Hei, big girl.. Apa kabar..? Kayanya, kita harus tata ulang lemari arsip kita. Filenya uda ga karu-karuan. Berantakan. Ada yang harus kita masukkin keranjang sampah dan dibakar habis. Bener-bener ga perlu. Hanya bikin kita pusing ajah. Agree..?"

Dan saya mulai menyeleksi arsip yang sudah kadaluarsa dan hanya membuat saya sesak juga cenderung menghambat hidup saya. Inilah arsip-arsip itu:
  1. Kisah cinta saya. Sudah old school habis. Semua sudah usai. Usai ya usai. Mau kisah cinta itu berakhir bahagia ataupun sedih, yang namanya selesai, ya terimalah kalau itu selesai. Diratapi melulu juga tidak akan membawa perubahan. Menanyakan alasan kenapa harus berakhir, juga tidak membuat mereka kembali. Mereka punya kehidupan baru tanpa saya di dalamnya, demikian dengan saya. Lepas atau buang?
  2. Dendam dan rasa marah terhadap semua yang pernah menyakiti saya. Beberapa kisah menyisakan kemarahan dan rasa dendam mendalam. Terkait dengan terinjaknya harga diri. Sangat besar keinginan untuk mengekspresikan kemarahan juga membalaskan dendam kepada yang bersangkutan. Tapi saat ini, saya sedang melakukan proses bersih-bersih, bersihkan saja, selesai perkara. Untuk kasus ini, pilihannya hanya dibersihkan atau tetap disimpan.
  3. Pola hubungan dengan lawan jenis. Setelah dibaca ulang, pola saya adalah menjadi pihak ketiga. Baik dalam hubungan dengan atau tanpa status. Tidak baik tampaknya. Buang kali ya. Putuskan rantai polanya atau dibiarkan semakin panjang?
  4. Keluarga. Pengalaman tidak menyenangkan dalam keluarga. Perilaku menjengkelkan dari anggota keluarga. Pemaksaan kehendak. Ketidakadilan. Berkurangnya respek. Walaupun untuk kasus berat sudah sempat saya bersihkan satu tahun lalu, sepertinya masih ada beberapa kasus-kasus kecil namun jumlahnya cukup lumayan bikin sesek. Hilangkan atau biarkan?
  5. Rasa takut, kekhawatiran dan rasa tidak percaya diri. Beberapa kegagalan menyisakan trauma yang memunculkan ketakutan, kekhawatiran dan ketidakpercayaan diri, terutama terkait dengan perwujudan cita-cita dan kehidupan pernikahan. Kegagalan juga menciptakan dominasi pemikiran negatif dalam diri saya. Jadi, masukkan ke tempat sampah atau dibelikan tempat arsip baru?
"Gimana, big girl? Ada lima arsip yang harus dibersihin. Makan memori banyak banget soalnya. Makanya kita suka banget ga jelas gitu idupnya. Kadang baek-baek aja, tapi sering jeleknya. Sering ga masuk akal, buntut-buntutnya cuma nambah sakit ati kita. Ga pernah bener-bener jelas idup kita. Mo dibuang ato diganti tempat aja..? Kalo dibuang, harus ikhlas, ga bole dicariin lagi."

...hening...(karena berpikir) 


Dan ini keputusan saya: BUANG SEMUA KE DALAM TEMPAT SAMPAH. Bukan hanya sekedar buang, saya ambil korek api. Saya BAKAR SEMUA arsip yang ada dalam tempat sampah. Saya tunggu hingga semuanya berubah menjadi abu. Saya lempar abunya ke udara. Dan hilang bersama angin. 


Berbicara dengan diri, sudah. Arsip sudah dibereskan. Sampah sudah dibersihkan. Sekarang waktunya bicara dengan yang punya saya. Pemilik alam semesta. Energi terbesar di dunia ini. Beginilah saya berbicara dengan pemilik diri saya:

"Dear, Lord. How are You? Ini aku, Toetiek. Thank you so much for everything. Buat kehidupan 28 tahunku. Untuk nafas yang aku hembuskan. Untuk keluarga yang luar biasa, papa yang hebat, mama yang sabar, kakak yang perduli dan adek yang menyenangkan. Terimakasih sungguh, untuk cinta yang aku rasakan, sakit yang aku alami. Kebahagiaan, kepedihan. Keberhasilan, kegagalan. Airmata, tawa. Kehidupan, kegagalan. Kesetiaan juga pengkhianatan. Aku benar-benar berterimakasih, terutama untuk cintaMu terhadapku. Thank you, Lord. Thank you, thank you and thank you. You're the greatest one. I love You. Dan aku juga meminta maaf untuk semua kesalahan yang berulang aku lakukan. Terus, terus, dan terus. Atas pengabaianku terhadapMu. Ampuni aku. Ampuni aku. Terimakasih, terimakasih."


Dan acara bersih-bersih pun usai. Terasa lebih ringan dari sebelumnya. Entahlah, saya merasakan energi positif mengisi ruang kosong bekas tempat beberapa arsip yang so old time. Proses ini tidak hanya dilakukan sekali karena kehidupan saya akan terus berjalan. Selalu akan ada arsip-arsip baru yang masuk dalam diri saya. Ketika arsip tersebut sudah tidak berguna, maka saya sesegera mungkin harus melakukan bersih-bersih diri kembali.


Tidak mudah membuang arsip-arsip brengsek itu tanpa jejak, karena begitu banyak cerita menarik bila arsip tersebut dibaca kembali. Mengingatkan pada jejak masa lalu. Namun ketika jejak tersebut hanya menghambat jejak saya untuk maju, untuk apa? Toh semuanya sudah usai, tidak ada lagi yang bisa saya lakukan selain merelakannya lepas dari diri saya. Kedinamisan hidup saya menuntut saya untuk terus bergerak dan tidak memungkinkan untuk terjebak di satu titik. Begitu banyak titik yang harus saya tuju untuk sebuah pembelajaran kehidupan. Ketika kenangan membuat saya berat melangkah dari satu titik ke titik lainnya, untuk apa saya terus bawa?

4 komentar:

Anonim mengatakan...

setuju...!!
untuk apa terus dibawa...

AnginHujan mengatakan...

yeaah.. saya mulai merasakan energi auramu sudah lebih bersih dari sebelumnya.

Jeng Toet mengatakan...

to anginhujan:
tapi aku masih merasakan klo kmu tetep distorted..hahahahahahaha..

Dastel mengatakan...

moga nggak nambah arsippb buruk lagi ya



artikel ilmiah

Posting Komentar