3.12.2010

I Said I Love You

Tiga hari lalu, hujan badai maha dashyat berkunjung ke Jogja. Menciptakan kubangan-kubangan kecil di area kos saya. Dampaknya, lantai menjadi berbahaya karena super licin. Meskipun sudah berhati-hati, tetap saja saya terpeleset. Jatuh lah saya dari tangga dan warna ungu pun rata menghiasi tubuh. Belum lagi tulang ekor yang sakit dan kesulitan untuk beraktivitas. Termasuk juga tidur. Tersiksanya saya tiga hari terakhir ini. Duh, Gusti Allah, yayayayayayaya..


Selama tiga hari saya tidak bisa mengerjakan banyak hal. Terjebak di kos dengan lamunan jorok dan lamunan ga penting. Melo yelo belo gitu lah jadinya. Hingga akhirnya secara impulsif, otak saya berpikir tentang tiga kata: I LOVE YOU. Waktu zaman ABG, tiga kata itu jadi senjata andalan buat nembak cewek. Rasanya belum afdol kalau dalam prosesi penembakan tidak ada tiga kata tersebut. Namun, saya justru jijik ketika seorang cowok –yang notabene masih abg gila- mengatakan I LOVE YOU pada saya. Bieeeeeeuhhhh, apalah cinta-cintaan ini dalam benak saya. Apa pula pemaknaan cinta versi ABG ini? Saya lebih suka ketika seorang cowok mengatakan bahwa dia menyukai saya dan ingin menjadi pacar saya daripada dia bilang I LOVE YOU ga jelas itu. Waktu itu tapi..waktu itu..waktu dimana saya masih bau kencur dan idealis mampus. Waktu dimana saya masih belum tahu bedanya pensil alis sama pensil bibir. Waktu dimana saya cuma tahu bedak talk. Waktu saya masih imut meskipun jadi tukang bullying sejati.


Lain dulu, lain lah sekarang. Saya memuja tiga kata itu. Muatan energi positifnya sangat besar. Hanya saja, tetep dong ya ada aja kendalanya. Di Indonesia Raya tercinta ini, diskriminasi gender cukup besar dan mengintimidasi. Apabila seorang perempuan berkata I LOVE YOU pada seorang lelaki, beban psikologisnya cukup mengganggu. Makanya, masih saja saya menemui pernyataan-pernyataan “Amit, amit ye gw bilang i love u ke dia duluan. Yang laki siapa, bu..”. Kalau saja saya menganut aliran semacam itu, susah saya. Maklum, saya penganut paham ekspresif impulsif. Selalu ekspresif dalam menampilkan rasa karena dorongan impulsif yang membuncah. Termasuk rasa cinta.




Apa yang salah dengan mengatakan I LOVE YOU terlebih dahulu? Kalau yang saya rasakan itu ya kenapa. Kenapa harus saya tahan? Cuma bikin jerawat saja. Saya sering menekankan pada orang-orang yang apes menjadi klien saya tentang hal ini. Bahwa tidak ada yang salah dengan tiga kata itu. Katakanlah kalau memang itu yang dirasakan. “Tapi dia uda nyakitin aku banget, mbak.” So what..???? Apakah kita tidak boleh mencintai orang yang sudah menyakiti kita..? Apakah kita hanya boleh mengatakan I LOVE YOU pada orang yang telah mengatakan itu terlebih dulu pada kita..? Ini masalah apa yang kita rasa. Dan cinta merupakan sebuah rasa yang luar biasa positifnya. Jadi, buat apa kita menahan sesuatu yang sifatnya positif? Tidak ada hukumnya sesuatu yang positif itu menciptakan kejelekan. Tidak ada. Hal positif akan direspon positif oleh alam semesta.


“Saya takut dia tidak membalas cinta saya.” Hahahahaha, masalah untung rugi jadinya. Takut dan berani. Keseimbangan. Bersyarat. Kenapa kalau dia tidak membalas cinta kita..? Kita rugi..? Kita tidak seimbang dengannya..? Selesai hidup kita..? Kita mati..? Belajarlah untuk jujur terhadap diri kita sendiri. Memiliki cinta dan mengekspresikannya merupakan kebutuhan, bukan lagi keinginan. Kebutuhan itu perlu dipenuhi, sedangkan keinginan, tidak selamanya harus dituruti. Apa yang kita rasakan ketika kita tahu ada seseorang mencintai kita? Ada perasaan senang jauh di dasar hati kita, sekalipun kita tidak bisa membalas cinta tersebut. Ya seperti itu lah perasaan orang lain ketika kita berkata I LOVE YOU kepadanya. Tidak perlu mengkhawatirkan apa yang dia rasakan, apakah dia akan membalas cintaku atau tidak, apakah dia membenciku atau beribu-ribu apakah lainnya. Berhentilah dengan kecemasan tak berdasar itu. Kita hanya sedang mengeluarkan energi positif. Kita bukan menyakiti, berbuat onar atau bertindak jahat. Kita kan sedang mengatakan I LOVE YOU, bukan memaksa orang tersebut mengatakan I LOVE YOU TOO..




Sekali lagi, tidak ada yang salah dengan mengatakan I LOVE YOU. Katakanlah sebanyak mungkin, sesuai dengan yang kita rasa. Jangan bohong tapi. Kita sedang tidak merasakan cinta, ngotot bilang cinta. Nenek bilang, itu berbahaya. Jujurlah dengan diri kita tentang apa yang kita rasa. Cinta bilang cinta. Sayang bilang sayang.. I LOVE YOU..








pinjam gambar dari http://www.fotosearch.com/

2 komentar:

Didot mengatakan...

I Love You Toet......

Anonim mengatakan...

tumben iso nulis iki, dan bicara soal untung rugi adalah tidak penting? HEBATTTT....

Posting Komentar