8.27.2009

Trust me, trust me not..

Untuk mengklarifikasi tulisan saya sebelumnya..

Entah ya, bagaimana mekanisme penyampaian yang terjadi di dunia maya, tulisan saya sampai juga lah di hadapan seseorang yang menginspirasi tulisan tersebut. Hebat sungguh ternyata internet itu ya..(Ken, kayanya perlu d les privat denganmun tentang dunia maya..).

Dan seperti sinetron Indonesia yang mudah ditebak bagaimana kelanjutannya, begitu pula dengan kisah drama kehidupan saya. Tidak lama setelah tulisan saya tayang, masuk lah sms ke hp saya..


Dia: Aku uda baca note'mu di FB.
Saya: Dan..?
Dia: Aku uda tunggu note itu dari lama, untuk menjelaskan perubahan sikapmu.
Saya: Sakit hati kah..?
Dia: Antara iya dan tidak. Iya, karena aku terlalu percaya padamu. Tidak, karena ada goal yang tercapai.
Saya: What goal..?
Dia tidak menjelaskan goal apa yang dimaksud atau mungkin saya yang tidak memahami penjelasannya.

Baginya, saya mungkin mengkhianati kepercayaan yang dia taruhkan pada saya. Tapi tahu kah dia betapa hati saya terluka dengan apa yang dia lakukan pada saya. Tidak, dia tidak pernah tahu itu. Seberapa saya terluka, dia lebih tidak tahu. Apalagi tentang alasan mengapa saya melakukan pengkhianatan ini.

Baginya, saya adalah lawan setelah sekian lama dia menjadikan saya kawannya. Apapun yang hendak dia lakukan pada saya untuk membalas pengkhianatan saya, dengan ikhlas saya menerimanya. Itu haknya. Saya menyakitinya. Apapun pembelaan dan berjuta alasan yang saya kemukakan tidak akan mengubah fakta bahwa tulisan saya menyakitinya. Dan sangat wajar, jika dia akan melakukan apa saja untuk menghilangkan rasa sakit yang dia miliki. Kalau perlu, menutup langsung sumber rasa sakit itu, yaitu saya.

Atas nama penghargaan terhadap dirinya, saya tidak menuliskan namanya. Saya menyamarkan beragam fakta bahkan mengubahnya. Tidak ada kebenaran 100% dalam sebuah tulisan yang dipublikasikan melalui dunia maya, apalagi bila saya secara terang-terangan mencantumkan data diri saya yang sebenarnya.

Kompleksitas diri saya membuat orang memberikan respon yang beragam. Keterbukaan saya sering disalahartikan. Spontanitas saya dianggap sebagai kekurangajaran. Dan ini lah beberapa respon ekstrim yang pernah saya terima..

X: You're bitch..!!
Saya: If I am bitch, I'm a good bitch, babe..

Z: Fuck you..!!
Saya: Dont fuck me, fuck you first..

Tidak semua respon yang saya terima saya balas. Dan itu perlu usaha ekstra untuk melakukannya, mengingat saya orang yang cukup parah impulsifnya. Itu sebabnya saya selalu membutuhkan orang lain untuk mengingatkan saya. Seringnya, saya hanya bisa menahan diri untuk berdiam saja. Dan ini lah pelampiasan saya, menulis untuk dipublikasikan.

Anggap lah ini sebagai sebuah waham, tetapi entah lah, kisah hidup saya selalu menarik perhatian banyak orang untuk berkomentar. Jadi kenapa saya tidak menuliskannya. Dengan taburan bumbu di sana-sini, saya cukup sukses untuk memprovokasi kalangan-kalangan bermulut besar yang dengan senang hati menambahkan bumbu-bumbu baru. Hingga akhirnya, kisah hidup saya pun bergeser sangat jauh dari kisah sebenarnya. Dan begitu juga dengan pencitraan diri saya oleh orang lain. Jelas akan jauh berbeda dengan pencitraan diri yang saya miliki.

Sangat tidak mudah hidup dalam pencitraan yang terlanjur muncul di masyarakat. Apalagi bila pencitraan tersebut negatif. Untungnya, saya dikelilingi oleh orang-orang yang bisa saya percayai dan saya andalkan. Dan mereka adalah orang-orang terdekat saya. Mereka selalu ada di belakang saya ketika saya terpuruk. Memang, prosentase mereka sangat kecil dibandingkan dengan orang-orang yang membuat saya drop. Meskipun saya mengklaim diri saya sebagai pribadi yang terbuka, saya tidak mudah mempercayai orang. Kepercayaan yang sesungguhnya hanya saya berikan pada orang-orang tertentu yang bahkan mereka pun tidak tahu kalau saya menaruhkan kepercayaan pada pundak mereka.

Dan ini lah hidup, kepercayaan dan pengkhianatan memiliki kesempatan yang sama untuk datang di kehidupan saya. Apa yang saya bisa lakukan adalah strategi tepat untuk menghadapi kedua hal tersebut bila mereka menghampiri saya. Pengalaman mengajarkan saya banyak hal, dan kini, saya dengan segala kerendahan hati membaginya pada Anda.

0 komentar:

Posting Komentar