8.27.2009

Hubungan Tanpa Status

Catatan kecil yang saya tulis di perpustakaan, setelah saya membajak laptop teman saya, karena saya ga bawa laptop dan sudah melenceng sangat jauh dari niatan awal pergi ke perpustakaan.

Ini tentang hubungan tanpa status.

Satu bulan lalu, saya mengakhiri sebuah hubungan tanpa status yang telah saya jalani kurang lebih selama satu tahun. Dan ini lah alasan kenapa saya mengakhiri hubungan tersebut:
1. Meskipun cukup good looking, kebiasaannya yang suka tebar pesona, bikin saya ilfil berat. Dia pikir cuma dia aja lelaki paling ganteng yang diliatin begitu banyak perempuan.. Plis d..
2. Kesejahteraan finansial saya dengannya mengalami penurunan, sudah mulai jarang saya berkencan dengannya di tempat-tempat yang tidak terjangkau oleh kantong anak kos seperti saya. Kalau cuma makan di warung kaki lima, saya si bisa lah makan pakai uang saya sendiri. Belum lagi transfer pulsa yang tersendat.
3. Saya bener-bener kehilangan respek padanya sebagai seorang lelaki. Dan itu bener-bener bikin saya eneg se-eneg2nya.
4. Dan alasan yang terakhir, alasan favorit saya: SAYA PUNYA HAL YANG LEBIH PENTING DARI SEKEDAR RUNTANG-RUNTUNG DENGAN LELAKI YANG GA BISA MEMBERIKAN SAYA BENEFIT APAPUN..!!

Saya pikir, mengakhiri hubungan tanpa status yang ga jelas akan mudah-mudah saja. Saya keliru rupanya. Si lelaki tidak bisa menerima keputusan saya begitu saja. Aneh sikap yang dia tunjukkan pada saya. Bahkan saya merasa terteror oleh sikapnya. Sok kirim sms nyasar, sok bikin cerita yang ga jelas kebenarannya, sok ngerasa penting dan sejuta sok-soknya yang lain.

Apa lah maunya lelaki itu.. Harusnya dia bersyukur saya mengakhiri hubungan ga jelas ini, toh ya dia sudah punya pasangan. Saya membantu dia untuk kembali pada jalan yang benar. Kok ya susah ternyata. Saya berpikir, apa mungkin harga diri dan gengsi lelaki itu terluka oleh keputusan saya, mengingat seumur hidup lelaki itu tidak pernah sekalipun ditinggalkan oleh perempuan. Dia lah yang meninggalkan para perempuan di sekelilingnya. Dia butuh, dia cari. Dia bosan, dia buang.

Akhirnya, setelah sekian lama saya muak dengan sikap lelaki itu paska hubungan tanpa status kami, saya menunjukkan kemarahan saya terhadap sikapnya yang sangat aneh dan menjengkelkan. Saya usir dia ketika dia datang ke kos saya. Saya abaikan semua sms dan teleponnya. Saya tendang dia keluar dari semua jejaring sosial saya. Pokoknya, I KICKED HIM OUT..

Seperti yang sudah saya perkirakan, sms-sms merajuk pun kencang mengalir ke hp saya. Biasa lah, lelaki. Permohonan maaf pun dikirim berulang-ulang. Cukup keras juga usaha yang dia lakukan. Saya membalas smsnya, saya menerima teleponnya, tetapi sampai kapan pun semuanya tidak akan pernah kembali lagi seperti dulu. Tidak ada untungnya bagi saya untuk masuk lagi dalam sebuah hubungan yang tidak pernah ada kejelasannya.

Dan saat ini, kalo pun saya masih berhubungan dengannya, itu demi alasan klise, menjaga silahturahmi dan lebih kepada asas manfaat. Setahun kebersamaan saya dengannya memberikan cukup banyak cerita. Tidak bisa saya pungkiri itu. Namun, ada satu hal penting yang saya tidak bisa abaikan, TIDAK ADA KEBAHAGIAAN SEJATI di dalamnya.

0 komentar:

Posting Komentar