10.20.2009

I need status, please..

Status: Single

sepertinya tampak tidak sehebat

Status: In relationship, Enganged atau Married

Teman saya yang single, beberapa waktu lalu, giat mengubah status single'nya itu menjadi in relationship. Dan tidak lama, statusnya pun berganti a.k.a sudah memiliki pasangan saat ini. Meskipun ternyata pasangannya kini cukup dan mungkin membuatnya pusing dan kerepotan, dan mungkin juga agak memaksa teman saya itu menjadi bukan dirinya, rupanya teman saya lebih mempertahankan status barunya yang in relationship. Dia bilang, status barunya membuat rasa percaya dirinya meningkat.

Teman saya yang lain, status: enganged. Namun hubungan dengan tunangan tidak berjalan lancar. Seringkali sang tunangan melakukan kekerasan verbal yang berujung pada hujan air mata di wajah teman saya itu. Tetapi teman saya bertahan, karena beban mental katanya apabila menyandang status baru: putus tunang. Jadi ini yang saya katakan pada teman saya itu ketika dia menangis (lagi) menceritakan kekerasan verbal yang dilakukan tunangannya:
"Ini masalah pilihan, kamu memilih untuk mempertahankan status itu. Take the risks then."

Dan saya, status single melekat pada diri saya satu tahun belakangan ini. Dorongan untuk mengubah status tersebut sangat besar. Saya merindukan status saya yang memiliki pasangan. Namun, saat gelombang sadar menghampiri saya, status single sepertinya terlalu sayang untuk saya tinggalkan.

Why being single is so lovely?
1. Saya berkuasa penuh atas diri saya. Bebas menentukan hari ini mau kemana, mau makan apa, dengan siapa, pulang jam berapa.
2. Saya tidak dipusingkan dengan masalah kecemburuan yang membabi buta, godaan perselingkuhan atau ketakutan bahwa pasangan selingkuh.

Tapi..ini lah beberapa alasan mengapa seringkali saya mengalami dorongan yang begitu besar untuk upgrade status menjadi in relationship:
1. Saya merindukan sms atau telepon mesra dari pasangan.
2. Saya merindukan masa-masa dimana saya bisa mendapatkan pelukan disertai kata-kata "I love you".
3. Saya merindukan perhatian dari pasangan, "Uda makan belum..?" atau "Jangan tidur terlalu larut malam ini, besok kegiatanmu padat. Jaga kondisi."
4. Saya merindukan teman berbagi yang memang memiliki waktu khusus untuk berbincang dengan saya, mendengarkan keluh kesah saya, di kala teman-teman saya sibuk dengan kegiatan masing-masing.
5. Saya merindukan membeli man's stuff dan memberikannya pada pasangan.
Alasan yang remeh sepertinya, tapi cukup membantu saya mengenali kebutuhan atau keinginan diri saya.

Beberapa kali saya berbincang dengan diri saya sendiri, apakah keinginan saya untuk meningkatkan status dari single menjadi in relationship itu murni karena kebutuhan atau keinginan? Dan jawabannya pun beragam. Hari ini diri saya menjawab kebutuhan, esok jawabnya keinginan, lusa berbeda lagi. Jawaban beragam pun akan saya dapatkan ketika saya bertanya pada teman-teman saya tentang apa alasan yang melatarbelakangi status mereka saat ini. Dan itu merupakan hak pribadi mereka.

Setiap orang memiliki kebebasan sepenuhnya untuk memilih status apapun yang hendak mereka sandang. Hanya saja tidak setiap orang memahami betul dan siap sepenuhnya dengan semua konsekuensi yang harus mereka hadapi akibat status yang melekat pada diri mereka. Semakin banyak status yang disandang, semakin banyak pula konsekuensi yang dihadapi.

Idealnya memang setiap orang siap menanggung semua dampak dari apa yang mereka pilih, begitu juga dengan status. Sayangnya kita hidup di dunia yang jauh dari sebuah kondisi ideal. Orang memilih status yang (tampak) bagus bagi orang lain, namun menghujat konsekuensi yang harus dihadapi. Begitu juga saya, berusaha konsekuen dengan apa yang telah saya pilih, bukan hal yang mudah. Now, I enjoy being single, tomorrow I'll hate being single. Dan akan berbeda lagi esok lusa.

Semua orang (sepertinya) membutuhkan generator untuk terselenggaranya sebuah status. Besar kecilnya status, ditentukan dari generatornya. Semakin besar generatornya, biasanya statusnya (bisa) semakin tinggi. Jadi, bagi Anda dan juga saya, kalau menginginkan status yang wah, belilah generator yang besar. Kalau dana terbatas, ya janganlah berharap memiliki status tinggi tersebut dalam waktu dekat. Hanya mencari mati saja. Percayalah..

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Hi Jeng,
If only you can shift your focus into another more productive thing..You know, you are type of girl who has a great talent, a girl who is very extraordinary. you just don't realize it.
Life is not just about the past, life is not just about looking for judgement, life is not just about love.
life is something worth to fight, life is something worth to enjoy.
let's go back to the very basic question, what's this life for ?? why on earth god create you in this world ??

Mutiara mengatakan...

like this bun hehhew...
tp bun, being single membuat para wanita2 berpasangan itu khawatir... khawatir lelakinya aku rebut hahahhahha gmn dunk???

Posting Komentar