3.24.2009

Masih Saja Masalah yang Sama

Sedang rehat kopi nih dari kegiatan menulis tugas akhir. Sangat tepat untuk menulis sesuatu di sini. Untuk penyegaran. Ada beberapa hal yang hendak saya bagi.

Satu tahun lalu, di saat era sebuah situs pertemanan sedang jaya-jayanya sebelum dikalahkan oleh situs pertemanan yang sekarang sedang in, saya menulis tentang mantan saya. Tidak lama kemudian saya mendapat komplain dari salah seorang mantan saya. Merasa terganggu, tersinggung lebih tepatnya dengan tulisan saya tersebut. Saya tidak menanggapi komplainannya. Dan mulai lah saya mendapatkan teror melalui telepon, sms dan juga email. Namanya juga teror, kata-katanya sungguh lah indah. Teror tersebut terus berlangsung hingga detik saya memulai tulisan ini. Kemudian saya berpikir apakah benar mantan saya itu yang melakukan teror tersebut, karena selama saya bersamanya, saya mengenalnya sebagai pribadi yang sangat pandai untuk tidak mengumbar kemarahannya. Agak tidak percaya juga dia melakukan teror pada saya selama ini. Jadi muncul lah pemikiran lain dalam benak saya:
1. Bisa saja bukan mantan saya yang melakukan teror ini, tetapi orang lain yang sangat tergila-gila pada saya dengan menggunakan identitas mantan saya serta memanfaatkan informasi tentang saya yang diperoleh dari mantan saya.
2. Bisa saja istri mantan saya karena dia mencemburui saya di setiap hembusan nafasnya. Soalnya, di salah satu sms teror yang saya terima, saya dituduh mengirimkan email kepada istri mantan saya yang berisi tentang aktivitas percintaan saya dengan mantan secara detil. Padahal, alamat email istri mantan saja saya tidak tahu. Bagaimana saya bisa mengirim email pada istri mantan yang cantik itu.
3. Ya memang pelaku teror itu mantan saya. Bisa jadi bayangan saya masih membekas pada dirinya karena begitu besar cinta yang dimiliki mantan saya untuk saya (ciieee..) kemudian mantan saya merasa bersalah pada istrinya dan berniat untuk menghapuskan saya dari benaknya dengan memaki saya. Kenapa bisa begitu? Karena isi sms-sms yang saya terima intinya selalu sama, "Jangan ganggu keluargaku, jangan ganggu istriku. Istriku merupakan perempuan paling indah di dalam hidupku. Cantik, pintar dan berhati mulia. Kamu bukan apa-apa kalau dibandingkan dengan istriku. Istriku sempurna tidak sepertimu. Pergi jauh dari kehidupan keluargaku, kehidupanku dan istriku." Permasalahannya, kapan saya mengganggu kehidupan keluarganya juga kehidupan pernikahannya. Berkomunikasi dengan keluarganya, istrinya dan dia pun saya tidak lakukan.

Tulisan saya yang memunculkan teror ini tayang satu tahun lalu. Kok ya masih dipermasalahkan. Teman saya mengatakan mungkin saja tulisan tersebut masih mengganggu mantan hingga saat ini. Maka kemudian mantan meminta saya untuk tidak mengganggu kehidupan pernikahannya. Kalau memang benar demikian, aneh berarti. Saya tidak menyebut namanya, sukunya, pekerjaannya, ataupun alamat rumahnya, jadi bisa saja kan tulisan tersebut bercerita tentang mantan saya yang lain. Kurang sopan apa coba saya itu. Menyamarkan identitas orang yang saya tulis. Gede rasa sekali mantan saya itu.

Mari kita lihat bersama respon apa lagi yang saya terima setelah tulisan terbaru saya ini tayang. Bisa jadi teror yang saya terima akan semakin sering dengan kualitas yang semakin super. Pasti saya akan menerima sms yang isinya, "Dasar orang gila, tidak tahu diri. Siapa yang masih mencintaimu, siapa yang masih menginginkanmu. Bla, bla, bla.."

Jadi siapa pun Anda yang merasa mengirimi saya rangkaian kata-kata indah lewat sms atau email, silakan meneruskan aktivitas Anda. Saya menikmatinya. Semakin besar kemarahan Anda pada saya, semakin besar pula harapan saya untuk tetap hidup dan bertahan. Anda lah yang membuat hidup saya semakin berwarna.

1 komentar:

Jeng Toet mengatakan...

Bener kan, panjang umur deh yang ditulis.. :)

Posting Komentar